Kamis, 02 Februari 2012

Usabilitas dari suatu sistem ditentukan dari bagaimana kemudahan user
mememenuhi tugasnya. De nisi usability menurut Shackel(1993) adalah : The capability of human functional terms to be used easily and e ectively by the speci ed range of users, given speci c training and user support, to ful l the speci ed range of tasks, within the speci ed range of environment scenario

Memang de nisi tersebut masih kental dari sudut pandang anthropometric ataupun biomekanis . Artinya kenyamanan sik lebih dititik beratkan sehingga Chapanis (1993) mende nisikan usability lebih jauh sebagai :


The usability of computer is measured by how easily and e fectively the computer can be used by a speci c set of users, given particular kinds of supports, to carry out

Dari kedua de nisi tersebut jelas suatu pengukuran usabilitas tidak dilakukan ketika user baru memakai sistem. Tetapi dilakukan setelah user melalui masa pelatihan dan mendapat dukungan yang cukup (manual dan sebagainya) Pada sudut pandangan teknologi informasi usability dapat diformulasikan sebagai berikut (Sweeney et al., 1993).

Usability is emergent quality of an optimum design which is reflected it the efective and satisfying use of the IT

Berdasarkan kriteria tersebut usability dapat diukur dengan mempertimbangkan beberapa hal :

Optimum . Terkait dengan analisis cost-bene t, dan kompromi.

Efektif . Berkaitan dengan e siensi dan produk tias penggunaan, di antaranya kecepatan, diselesaikannya tugas, betul tidaknya tugas diselesaikan, yang dicapai oleh interaksi pengguna dengan sistem. Hal ini sangat kontekstual sifatnya.

Kepuasan . Ini berkaitan dengan emosi kepuasan pengguna terhadap produk yang dipakai. Pengukuran tidak hanya berlangsung pada awal penggunaan tetapi setelah melalui pelatihan dan penggunaan pada waktu tertentu.

User, task and environment . Karakteristik ini harus juga dipertimbangkan.

Biaya . Hal ini berkaitan dengan investasi yang harus dilakukan pengguna
untuk mencapai usabilitas pada level yang diingainkan, termasuk biaya sik,
dan non fi sik.

Usability dapat dipandang dari tiga faktor utama :

Learnability , yaitu kemudahan pengguna baru untuk mulai secara efektif berinteraksi dan mencapai kinerja yang optimal.

Fleksibilty , yaitu beragam cara yang disediakan oleh sistem untuk memungkinkan user dan sistem bertukar informasi. Sehingga eksibilitas ini harus menjamin bahwa si user tidak hanya terpaku pada satu pola dialog .

Robustness , tingkatan berbagai dukungan yang disediakan bagi user untuk menentukan tercapainya tujuan. Artinya bila suatu cara gagal maka masih ada cara lain untuk mencapai tujuan tersebut.

Satu persatu akan dibahas prinsip dasar dari penilaian suatu user interface.

Pertama adalah prinsip ‘learnability ‘ yang sering disalah artikan sebagai user friendly.

Learnability sendiri mempertimbangkan bagaimana suatu user interface
memungkinkan pengguna baru pertama kali menggunakan sistem tersebut dapat segera menggunakan sistem tersebut. Prinsip ini sendiri memiliki prinsip-prinsip :

Predictability . User dapat menentukan akibat kemudian atas aksi yang
dilakukan berdasarkan interaksi yang pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan sejarah apa yang dilakukan user dapat memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya ketika suatu aksi dilakukan. Hal ini terkait dengan kemampuan pengguna menentukan efek dari operasi pada sistem. Prinsip ini terkait dengan Operation

Visibility yaitu kemampuan pengguna untuk mengetahui operasi yang dapat dilakukan.

Synthesizability . Memungkinkan user memperkirakan langkah yang sebelumnya dilakukan berdasarkan kondisi saat ini. Ini berarti user telah membentu suatu mental model bagaimana sistem bekerja. Prinsip ini berkaitan dengan Immediate/Eventual honesty .

Familiarity . Berdasarkan pemahaman user atas pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya baik pada dunia nyata maupun pada komputer dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan sistem yang baru. Yang perlu diperhatikan adalah, setiap kultur memiliki representasi simbol yang berbeda, sehingga sistem yang memiliki ‘keluwesan’ tinggi untuk membentuk metaphora akan menjamin terbentuknya familiarity ini. Terkait dengan guessability yaitu kemampuan pengguna menebak fungsi suatu obyek, dan A ordance , yaitu kemampuan pengguna memperkirakan operasi yang dapat dilakukan oleh obyek tersebut.

Generalizability . Sistem memungkinkan pengguna mempraktekan pengetahuan umumnya untuk interaksi khusus berdasarkan aplikasi yang berbeda ketika berada pada situasi yang serupa.

Consistency . Kemiripan perilaku pada situasi serupa pada obyek task yang serupa.

Dialogue initiative . Memberikan kebebasan pada user akan terbatasnya dialog masukan yang disediakan oleh sistem. Sehingga user dapat memilih untuk melakukan operasi apakah dengan dialog dengan metaphora click atau dengan menggunakan command line. Berkaitan dengan prinsip System/User pre-emptiveness , artinya apakah user dapat memulai interaksi atau hanya menunggu awal interaksi dilakukan oleh sistem. Secara umum biasanya diinginkan bahwa pengguna lebih menentukan saat dimulainya interaksi.

Multi-threading . Kemampuan sistem untuk mendukung interaksi penggunamelakukan task lebih dari satu pada saat yang sama. Sehingga sistem tidak diam setelah user memberikan perintah. Berkaitan dengan prinsip Concurrent vs interleaving , concurent memungkinkan komunikasi simultan untuk task yang berbeda, sedangkan interleaving memungkinkan pelaksanaan task yang berbeda dan pada saat tertentu dapat dilakukan bersamaan, multimodality berkaitan dengan jumlah kanal untuk melakukan interaksi lebih dari satu.

Task migrability . Kemampuan memberikan kendali untuk mengeksekusitugas tertentu sehingga menjadi pertukaran kendali antara user dan sistem dapat berlangsung dengan baik. Pengguna dengan mudah menghentikan suatu proses, meneruskan kembali proses tersebut, mengatur proses berjalan di background atau di depan, tanpa harus menunggu sistem menyelesaikan tugasnya.

Substitutively . Memungkinkan pemberian nilai masukan yang ekuivalen. Misal entah menggunakan pemilihan list le, atau memasukkan nama le. Begitu juga sebaliknya. Sehingga di sinilah berperannya penilaian atas kemampuan user interface menangani regular expression . Berkaitan dengan prinsip Representation multiplicatiy, equal opportunity

Customizability , kemudahan user interface dimodi kasi oleh pengguna atau oleh sistem. Sehingga user tidak terbatas dengan menggunakan metaphora, ataupun mekanisme tunggal. Sistem harus secara
eksibel dapat dengan mudah dikustomisasi. Prinsip ini berkaitan dengan prinsip adaptitivy adalah proses pengubahan yang initiatif dilakukan oleh pengguna dan adaptability adalah proses pengubahan yang intiiatif dilakukan oleh sistem.

Sedangkan aspek robustness terdiri dari prinsip :

Observability . Kemungkinan pengguna mengevaluasi kondisi internal sistem dari representasi yang diterima saat ini. Sehingga user tidak ‘buta’ apa yang terjadi pada sistem. Hal ini berkaitan dengan prinsip Browsability yaitu kemampuan pengguna mengeksplorasi kondisi internal dari sistem berdasarkan interpretasi di user interface, static/dynamic defaults pengisian nilai default ini akan menolong user untuk memberikan masukan, reachability berkaitan dengan kemungkinan bernavigasi diantara keadaan sistem yang dapat diobservasi, persistence tenggang waktu pengaruh dari suatu aksi komunikasi yang dilakukan oleh user, operation visibility yaitu kemungkian pengguna mengetahui operasi yang sedang dilakukan oleh sistem.

Recoverability , kemampuan pengguna uktuk memperbaiki aksi yang dilakukan ketika diketahui terjadi suatu kesalahan. Terkait dengan prinsip reachability , forward/backward recovery , proses perbaikan kesalahan
ini dapat dilakukan inisiatif oleh user ataupun sistem baik pada arah maju ataupun mundur, commensurate, jika sangat sulit untuk melakukan ‘undo’ pada suatu pengaruh pada suatu state maka akan sulit pula melakukan akis tersebut. Sebaliknya bila mudah melakukan ‘undo’ maka harus mudah pula mengulanginya (redo).

Responsiveness , bagaimana user menerima laju komunikasi dengan sistem. Sehingga ketika user berinteraksi tidak terlalu lama menunggu. Terkait dengan prinsip stability yang berkaitan dengan variasi tengang waktu sistem bereaksi haruslah sekecil mungkin..

Task conformance . Suatu sistem interaktif memiliki tujuan agar pengguna dapat melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada suatu domain. Sehingga perlu dipertimbankan apakah sistem mendukung penyelesaian tugas pada domain tersebut, atau apakah sistem mendukung hal tersebut sesuai dengan yang diinginkan oleh pengguna. Task completeness berkaitan tentang cakupan permasalahan tugas dan task adequacy berkaitan dengan pemahaman pengguna terhadap tugas yang harus dilakukannya.

Sehingga menjadi wajar untuk mempertanyakan pernyataan user friendly ….yang sudah mendarah daging , berarti hal yang dibicarakan adalah tingkat familiarity dari pengguna terhadap sistem yang lama, bukan usability sistem.
Seringkali orang secara cepat dan gampang melakukan penilaian atas user
friendly Tidak bisa dengan langsung melihat bisa dilakukan penilaian sekilas. Jelas terjadi pemahaman yang salah akan istilah user friendly dengan familiarity yang mendorong ke arah easy to learn (sengaja digunakan terminologi asli yang digunakan dalam bahasa ilmiah pada bidang user interface).Belum tentu suatu aplikasi yang easy to learn adalah user friendly, begitu juga belum tentu suatu aplikasi yang user friendly akan easy to learn. Dua hal ini harus dibedakan, yang penting adalah ‘usabilitas ‘ dari aplikasi. Saya kutipkan lagi dari buku User Interface Design, suatu disain sistem user interface yang baik haruslah :

Spesifi k untuk tugas tertentu
Harus memiliki kinerja yang terprediksi
Proses disain haruslah bersifat iteratif
Disain harus memiliki kemampuan mengendalikan daripada melakukan evaluasi
Disain harus sederhana

Dari persyaratan di atas jelas bahwa eksibilitas untuk melakukan kustomisasi adalah berperah penting untuk menjaga disain yang baik. User interface yang memberikan harga mati sangat sulit untuk dikembangkan agar sesuai dengan tugas tertentu dan user tertentu. Dalam menilai suatu user interface apakah buruk atau baik, tidak bisa dilakukan secara serampangan hanya dengan cara kurang user friendly .

Minggu, 25 Desember 2011

SUSULAN READING

Read the text carefully.

Suwei and The Bird
Suwei lived in a poor village. One day, as he was working on his farm. He prayed silently. “Please let in rain,” he said. “Some of my vegetables are dying.”
Suddenly a bird fell at Suwei’s feet. It was hurt. Suwei took it home and nursed it. Each day it got better and better. One day it flapped its wings impatiently.
Suwei opened the cage. “Goodbye, little bird,” he said sadly. “I shall miss you.” The little bird flew away.
The next day Suwei saw the bird again. It flew over him and dropped a seed into his garden.
The next morning Suwei had a pleasant surprise. A tree stood in his garden. Gold leaves were hanging from all its branches.
Suwei ran through the streets shouting. “ My tree has got gols leaves!” Most of the neighbours followed Suwei to his house. Some of them were curious. Other thought he was mad. Suwei shared the gold leaves with his neighbours. Soon the tree was bare but Suwei was happy. It was raining at last.

a. Answer the questions.

1. What was Surwei’s job?
2. Where did Suwei keep the bird?
3. Why did Suwei set the bird free?

b. Answer the questions true or false.

4. ____ Suwei lived in a poor
5. ____ The next day Suwei saw the bird again.
6. ____ Suwei shared the gold leaves with his wife.

c. Find the words which have the same meanings as these words.

7. ____ not rich. a. silently
8. ____ empty. b. poor
9. ____ quietly. c. bare
10. ____ look after a sick person. d. nursed






Fuel Price Must Be Dropped
Government should cancel the rise of fuel price done in the beginning of October 2005. Most of Indonesian people badly beg it for some basic reasons.
First, for industry, the rise of fuel price will increase their production cost because they must pay more for fuel and electricity used in the process of production. Consequently, it will raise the selling price for the product. If the product price is increased, it will be hard for the product to compete with the goods from other countries. The export will decrease rapidly and government will lose the income from exporting goods.
Second, for workers, the rise of fuel price will force the company where they work to limit the budget to low the production cost. One of the ways that is usually done by the employees of a company is by cutting of the number or workers. It means hundreds even thousands of workers will lose their jobs. The jobless people will increase instability of nations because they will do whatever they can do to get some money, even by doing crime. What a dreadful nightmare!
Thirdly, for ordinary people. They must manage their finance to survive because the rise of the fuel rice will increase the price of their basic need’s price. They have to find alternative ways to survive; reducing the meals, postponing the buying of unnecessary things. This is the worst.
Based on the facts above, considering the negative impact of the rise of the fuel price above, government must cancel the rise and try to find other ways to cover the lack of the national budget by not cutting the subsidy of fuel.

How well did you read>>>
Answer the following questions

11. What is the main idea of paragraph 3?
12. Why do people mostly reject the increasing of fuel price?
13. What causes the export will decrease rapidly?
14. What is the meaning of “what a dreadful nightmare”? Gie your opinion!
15. They have to find alternative ways. The word which underlined is refer to...

Analyze the sentences below than choose (T) if it is true and (F) if it is false.

16. Government should cancel the rise of fuel price done in the begining of December (T/F)
17. The production’s cost will get higher for industry (T/F)
18. The company won’t cut of the number of workers if there no rising for the fuel price (T/F)
19. One alternatie to surie from economic isssue is postponing the buying of unnecessary things (T/F)
20. People agree for the rise of fuel price (T/F)


c. Match the words to their antonyms
21. Increase a. Buy
22. Sell b. Decrease
23. Drop c. Pick up
24. Hard d. Soft

Match the words to their synonyms
25. Decrease a. Organize
26. Jobless b. Delaying
27. Postpone c. Abrogated
28. Manage d. Reduce
29. Cancel e. Unemployment

Find teh word which has similar meaning based on the text
WORDS SYNONYMS
30. _ _ _ _ _ _ _ Exist, remain, sustain
31. _ _ _ _ _ _ _ Assembly, association, group
32. _ _ _ _ _ Cost, charge, amount
33. _ _ _ _ _ _ _ _ Awful, fearful, terrific
34. _ _ _ _ Improvement, adance, increase
35. _ _ _ _ _ _ _ Battle, challenge, fight

Kamis, 25 Agustus 2011

Silaturahmi Bentuk Manifestasi dari Ihsan

Tulisan ini mengawali indahnya terbit matahari di pagi hari... Mumpung lagi ga da tugas kerja dan otak masih ngumpul>>>
Sambil ditemani pacar ke-3 saya yaitu Nur "Ponsel"aini dan ditemani pacar ke-4 saya yaitu Siti "Laptop"iah, saya mulai menggerakkan jari jemari ini ke tombol-tombol yang ada... He :)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Innamal mukminuuna ikhwatun fa ashlihuu baina akhowaikum wal ladziina min qoblikum la'allakum tattaquun


Masih teringat ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar,,, seorang guru agama yang menjelaskan tentang rukun agama.... Yah,, ada 3 pondasi dari agama diantaranya:
1. Iman
2. Islam
3. Ihsan
Dari ketiga pondasi ini, seluruhnya sangat berkaitan dengan ibadah amaliyah sehari-hari. Konsep Iman yang terdiri dari poin pokok membenturkan hal yang diluar rasio manusia...
Pasalnya, kita wajib mengimani hal-hal yang tidak nyata ada dalam pandangan kita... Katakan, bagaimana bisa kita meyakini Allah padahal tidak ada wujudnya??? Inilah teka-teki yang luar biasa diluar rasio manusia....
Lalu Bagaimana kita bisa meyakini enam hal lain dalam rukun iman???... Tentunya manusia memiliki otak dan akal sehingga dapat berpikir dengan logika... Disinilah logika kita menyeimbangkan keadaan yang ada.
Ketika kita harus meyakini adanya ALLah yang tidak ada wujudnya... Logika akan mengatakan, apakah benar yang menciptakan qt itu serupa dengan qt... Manusia dapat membuat robot yang luar biasa namun tetap tidak sama dengan manusia... Nah, disinilah kita akan meyakini bahwa Allah itu wajib disembah,, Karena sang pencipta pastilah berbeda dengan ciptaannya...
Begitu juga dengan konsep Islam.... Sebagai contoh, orang yang mengeluarkan zakat/shodaqoh, akan dilipat gandakan oelh ALlah 10 kali lipat dengan nominal yang telah dikeluarkan... Bagaimana bisa yang ada rugi donkk??? Nah, disinalah janji Allah,,, buktinya ketika orang banyak bersedah hidupnya selalu tercukupi dan tidak merasakan kekurangan... Subhanallah
Konsep ihsan sendiri berkaitan erat dengan hablumminallah dan hablumminan naas


Rabu, 24 Agustus 2011

SYAHADAT, SEBUAH KOMITMEN DAN INTEGRITAS

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Pada dasarnya Islam dibangun atas 5 pilar yaitu:
1. Syahadat
2. Solat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji (jika mampu)

Kelima poin tersebut ibarat 4 sehat 5 sempurna, mengapa saya katakan demikian>>> karena akan sempurna islam seseorang pabila telah menjalankan lima hal tersebut... Lalu bagaimana pabila qt belum pergi haji??? Ini adalah ruhsoh (keringanan) dari Allah,,, minimalnya qt bs mendapatkan 4 sehat yang lain...

Poin yang sangat pokok dari bahasan ini ialah SYAHADAT.... Kalau qt telaah lebih lanjut syahadat tidaklah sulit hanya cukup diucapkan dan diikrarkan.... Namun mengapa syahadat menduduki posisi pertama diantara ibadalah amaliyah yang lainnya???

Inilah hal yang perlu dianalisis lebih lanjut,,, syahadat tidak hanya "aku bersaksi kepada tuhan dan rasul" tetapi lebih dalam lagi ada pengakuan dan tindakan serta ketulusan untuk senantiasa beribadah kepada Allah... Ternyata syahadat terkadung 4 item yang lebih spesifik mengungkapkan pengabdian hambanya.... Yukkk qt bahas apa aja sihh???

1. Asyhadu alla maujuda illallah
"Aku bersaksi bahwa tiada yang mengadakan selain Allah">>> Dalam hal ini kita mengakui bahwa melangkahnya kita dalam melaksanakan sesuatu karena Allah yang mengarahkan
2. Asyhadu alla ma'buda illallah
"Aku bersaksi bahwa tiada yang diibadahi selain Allah">>>> Dalam hal ini kita menunjukkan kemantapan kita untuk senantiasa menjadi hambanya yang setia tanpa menduakannya
3. Asyhadu alla mathluba illallah
"Aku bersaksi bahwa tiada yang dapat diminta selain Allah">>>> Artinya ketika kita akan menjalankan suatu kegiatan, kita akan meminta ridho Allah SWT
4. Asyhadu alla maqshuda illallah
"Aku bersaksi bahwa tiada yang dituju selain Allah">>>> Maksudnya ialah Apapun yang akan dan telah kita lakukan bertujuan kepada Allah dan bukan yang lain.
Semoga tulisan ini semakin membangun jiwa Muroqobah dalam diri kita///selalu merasa bahwa tuhan ada di dekat kita,,, karena memang Allah lebih dekat daripada urat nadi kita sehingga kita selalu mengucapkan asma-asma Allah dalam kegiatan kita sehari-hari.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Wallahu'alam bishowab.

Senin, 30 Mei 2011

LATIHAN TUK KELAS 11 SMK

1. Tia : You look so sad. What has
happened to you?
Mia :My mother was angry because I
came home late last night.
Tia : Don't be sad. You'd better ask for
her apology and admit that
you've done a mistake.
From the dialogue we know that Tia gives ... to Mia.
A. an idea
B. advice
C. an opinion
D. a surprise
E. information

2. "It's 12 now. The workers will be dismissed for lunch."
The antonym of the underlined word is

A. gathered
B. rejected
C. admitted
D. executed
E. terminated

3. Hera : Hi Anwar. Where shall we
go this Afternoon?
Anwar : Well, ... It serves good
quality coffee

Hera : Sounds great!
a. How about calling Nita to join us?
b. What about having some drinks at the Benton Café?
c. Do you feel like singing at “Nina” Karaoke?
d. Shall we dance together?
e. I suggest buying clothes at the Mall
4. Wayan : Hello, ... ?
Smith : Yes, speaking
Wayan : I need some
information about the
product you launched
yesterday.
A. Could you put me through to Wayan
B. Could I speak to Mr. Smith, please
C. Can you tell me about your product, please
D. Could you speak to Mr. Smith, please
E. Can you tell me the detail of your product
5. Tina : Can you help me to do
this report?
Sheila : Ok, ... after lunch
A. I might do it
B. I’ve already finished it
C. We had a meeting to report
D. I’ve something to do
E. See you
6. Journalist : Ummh. Where were you when the bomb blast happened?
A B
Woman : Yes, I am having dinner with my family when it happened. I ran to the
C D
beach after the first explosion.
E
7. If the hotel service is good, the visitor would not complain.
A B C D E
8. Teacher : Why didn’t you do your assignment?
A
Student : I lost my text book, so I didn’t do it.
B
Teacher : You must to do them now. Today’s the deadline. Here’s the textbook.
C D
Student : Thank you. I’ll do it.
E

9. Receptionist : Ramayana Hotel. Good Afternoon! Can I help you?
A
Guest : I booked a room by telephone last week, I’d like to confirm it.
B C
Receptionist : Shall I know your name, sir?
D
Guest : This is Wilson from Singapore
E
10. Back to School Midyear Sales at Bros! Prices are more lower than those of other
A B
stores in town. Come for anything you need at school.
C D E
Anita : Well, we provide our city sales
staff with database information on
all of our larger clients. We (36)....
be providing the same sort of
knowledge on our rural customers
to our sales staff there.
Samsul : (37)... to add anything,
Ms Mutia?
Mutia : I (38)... admit I never thought
about rural sales that way before. I
have to agree with Ms Anita.
Samsul : Well, let me begin my
presentation. As you can see, we
are developing new methods to
reach out to our rural customers.
Nyoman : I (39) ... we break up into
groups and discuss the ideas we've
presented.
Samsul : (40)...

11. A. Can
A. Should
B. May
C. Will
D. Probably

12. A.Would you like
B. Will you give
C. Do you feel
D. It’s important
E. It’s a good idea

13. A.Should
B. Will
C. Must
D. Can
E. Probably

14. A. suggest
B. think
C. Agree
D. Feel
E. Love

15. A. That’s a good idea
B. Are you sure?
C. Really?
D. Never mind
E. Certainly

Jumat, 25 Februari 2011

mid kls7

A. Read the following question 1-4
I have some pets. However, my favorite pet is Blewuk.
Blewuk is a male cat. It is called so because it has grey fur. He is very adorable with his soft fur. He has innocent round eyes and feeble sweet voice. He always meows when he feels hungry. Actually, his voice is not suitable with his giant body. When I come home, he usually gives me a kiss.
Blewuk is a nice playmate. I'm happy to spend my time with him. He is a good boy. It is almost impossible for me to be angry with him. In the morning, he always wakes me up early. When he wakes up earlier, he waits quietly by my bedside until I wake up.

1. What does Blewuk usually do when his master comes home?
2. The writer calls the cat Blewuk because he has....
3. What does Blewuk do when the writer’s come?
4. What is the suitable title of the text?


ES TELER (Ice Fruit Cocktail with Condensed Milk)

Ingredients
• 150 gr sugar
• 2 pandan leaves
• 50 ml water
• 400 gr ripe avocado, cut into 1 cm cube
• 400 gr ripe jackfruit, deseeded and cut into 1 cm cube
• 3 baby coconut, meat scraped out
• Crushed ice
• Condensed milk





Steps:
• Combine sugar, pandan leaves and water in small saucepan.
• Heat for a few minutes until sugar dissolves.
• Cool syrup.
• Place generous spoonfuls of cube avocado, jackfruit and baby coconut into a serving bowl.
• Add some syrup to sweeten.
• Top with crushed ice and drizzle on condensed milk.
• Serve immediately

B. Answer the following question based on the text above
5. How many ingridients to make es teler?
6. How much water do we need if we want to make “es teler”?
7. What must we do in the first step to make es teler?
8. What should we do to dissolve sugar immediately?
9. How to make it sweeten?

C. Answer the following question
10. A person who flight a plane is ...
11. A person who cooks in the restaurant is ...
12. A person who learn in the school is ...
13. Driver is a person who ... a car
14. We buy books in the ...
15. We can find a butcher in the ...

Sabtu, 20 November 2010

Perspektif Komunikasi

Perspektif Komunikasi

Perkembangan komunikasi berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi. Berlo (1975) menyebut zaman sekarang ini adalah zaman revolusi komunikasi yang sejati, yang ditimbulkan, sebagian terbesar oleh adanya perkembangan kemajuan teknologis yang amat pesat di bidang media komunikasi. Salah satu fakta yang sangat mencolok tentang dasawarsa dewasa ini adalah ledakan informasi yang luar biasa. Ledakan informasi itu telah menuntut adanya penemuan beberapa sarana untuk mengatasi masalah informasi tersebut.

Teknologi telah dikembangkan pada tingkat massa dengan perkembangan sistem komputer yang canggih itu (misalnya ERIC) untuk menyimpan dan mencari kembali informasi secara sistematis. Dalam pengertian yang sebenarnya, ERIC hanyalah suatu mekaninsme untuk mengatasi masalah secara komputer itu. Teknologi juga menambah “kemudahan dibawanya” informasi sehingga setiap tahun berikutnya makin banyak orang menerima informasi secara lebih cepat.

Hasil yang tidak dapat dielakkan dari revolusi komunikasi pada masa kini adalah bahwa pemahaman hakikat komunikasi manusia menjadi lebih sulit lagi, namun menjadi lebih menentukan dalam masyarakat kontemporer.

1. Perspektif Mekanistis

Para ahli teori sosial dan filsuf ilmu umumnya sependapat bahwa ilmu sosial/ perilaku amat banyak meminjam dari ilmu fisika, pada saat disiplin baru itu menjalani perkembangan selama tahun-tahun pembentukannya. Perspektif mekanistis komunikasi manusia menekankan pada unsur fisik komunikasi, penyampaian dan penerimaan arus pesan seperti ban berjalan di antara sumber atau para penerimanya. Semua fungsi penting dari komunikasi terjadi pada saluran, lokus , perspektif mekanistis. Ilmu fisika yang dominant pada beberapa abad ini merupakan perspektif mekanistis, umumnya dikenal sebagai “fisika klasik”.

Model perspektif mekanistis komunikasi manusia.

Saluran merupakan tempat untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan secara kontinu atau terus-menerus, tanpa adanya saluran maka komponen- komponen komunikasi lainnya akan terkatung- katung secara koseptual dalam ruangan. Karena secara jelas perspektif mekanistis menempatkan komunikasi bulat- bulat pada saluran.

Karena terlalu memfokuskan kepada saluran, maka timbul hambatan dan kegagalan dalam komunikasi. Hambatan tersebut lebih banyak dilihat sebagai hambatan psikologis yang terdapat dalam kemampuan kognitif dan afektif Individual dalam menyandi dan mengalih sandi pesan.

Encoding merupakan proses pentransformasian pesan dari satu bentuk ke bentuk yang lain pada saat penyampaian. Sedangkan pengalihan sandi atau decoding merupakan proses pentransformasian pesan dari satu bentuk ke bentuk yang lain pada saat penerimaan atau di titik tujuan.

Jika komunikatornya lebih dari dua, maka memerlukan penjaga gerbang atau disebut gate keeping. Penjaga gerbang berfungsi menerima informasi dari suatu sumber dan merelai informasi tersebut kepada seorang penerima.

2. Perspektif Psikologis

Banyak penelitian komunikasi dalam tradisi empiris ilmu sosial kontemporer telah meminjam secara besar-besaran dari psikologi, tetapi fenomena ini dapat dimengerti. Sejak berabad-abad komunikasi meminjam dari disiplin lain seperti filsafat, sosiologi, bahasa dan lain sebagainya. Banyak yang menganggap bahwa tradisi meminjam ini adalah hal yang wajar karena komunikasi merupakan disiplin yang elektik (electic).

Karakteristik Penjelasan Psikologis

Seperti halnya komunikasi, psikologi merupakan disiplin yang beraneka ragam dengan spesialisasi-spesialisasi yang dihubungkan secara longgar, misalnya psikologi kepribadian, psikologi sosial, psikologi industri, dan lain sebagainya. Sebenarnya, pandangan psikologis komunikasi tidak mencakup semua hal dari satu teori saja dalam psikologi. Ingat bahwa peminjaman komunikasi dari psikologi secara relatife bersifat dangkal dan sporadis. Akibatnya, disini tidaklah dimaksudkan untuk mengemukakan cirri-ciri esensial penjelasan psikologis. Akan tetapi, tujuannya adalah untuk menandai ciri-ciri penjelasan psikologis yang tampaknya mengarahkan ahli komunikasi yang mempergunakannya.

Penerimaan Stimuli oleh Alat-alat Indera

Sebagai manusia, kemanpuan kita sangat terbatas untuk berhubungan dengan lingkungan kita serta dengan sesama kita. Secara fisiologis, setidak-tidaknya, kita hanya memiliki lima alat indera. Fenomena lingkungan itu yang terkandung dalam banyak penjelasan psikologis, termasuk dalam penjelasan teoritis di luar kecenderungan behavioristis, adalah konsep “stimulus” sebagai satuan masukan alat indera.

Jadi, setiap berkas sinar yang masuk pada retina mata kita, setiap getaran udara yang menggetarkan bagian dalam telinga kita, atau zat apapun yang merangsang indera kita dinamakan stimulus. Akibatnya, stimuli memberikan data yang dipergunakan dalam penjelasan tentang perilaku manusia

Mediasi Internal Stimuli

Setelah menerima stimuli-stimuli, indera kita akan mengolahnya kembali di dalam tubuh dan pikiran kita. Hampir seluruhnya, mediasi organisme dalam penjelasan S-R merupakan konsep black box, yakni struktur khusus dan fungsi proses antara yang internal dipandang kurang penting dibandingkan dengan proses pengubahan input menjadi output. Menurut teori ini, penjelasan memerlukan pengamatan masukan dan pengeluaran namun tidak menuntut pengamatan langsung pada kegiatan dalam diri organisme yang bersangkutan, sekalipun mungkin dapat dilakukan.

Penjelasan S-R akan mengemukakan bahwa organisme akan menghasilkan perilaku tertentu, jika ada kondisi stimulus tertentu. Maksudnya, keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respons tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa keadaan internal tersebut hanya dapat dikenali dalam artian peran yang dijalankannya dalam menghasilkan perilaku.

Peramalan Respons

Tujuan penjelasan S-R berpusat pada peramalan, dan peramalan berpusat pada respons. Sebenarnya respons dianggap sebagai perilaku yang dapat secara langsung diamati, dan penjelasan psikologis berusaha menghubungkan, yakni menjelaskan, perilaku dalam artian stimuli dan keadaan internal. Memang jelas bahwa respons tidak dapat diramalkan semata-mata dalam arti sifat fisik stimulus. Respons lebih dapat diuntungkan dengan keadaan internal yang diaktifkan oleh psikologis.

Secara singkat, dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah organisme menerima stimuli-stimuli dari luar dan kemuadian memporosesnya di dalam dirinya, maka organisme akan dapat meramalkan respons apa yang akan terjadi selanjutnya, baik itu akan dilakukan maupun tidak akan dilakukan.

Peneguhan (Reinforcement) Respons

Peneguhan respons mempengaruhi keadaan internal organisme dalam keadaan kebalikannya. Maksudnya, organisme itu dipengaruhi tidak hanya oleh peristiwa di masa lampau saja tetapi iapun dipengaruhi oleh masa yang akan datang.

Akibat adanya arah ganda waktu ini adalah untuk memberikan penegasan yang lebih besar pada keadaan internal organisme tersebut. Dalam arti, organisme tidak hanya tergantung pada lingkungannya saja, tetapi ia dapat mengendalikan lingkungan dan pengaruhnya, sampai batas tertentu, melalui penggunaan fungsi antara dari keadaan internalnya.

Perspektif psikologis tentang komunikasi manusia memfokuskan perhatiannya pada individu (si komunikator/ penafsir) baik secara teoritis maupun empiris. Secara lebih spesifik lagi, yang menjadi fokus utama dari komunikasi adalah mekanisme internal peneriamaan dan pengelolahan informasi.

Fokus ini telah menimbulkan orientasi komunikasi manusia yang berpusat pada si penerima. Walaupun bidang sebenarnya psikologi yang dipinjam perspektif ini masih tidak jelas, unsur- unsur perantara dari behaviorisme S-O-R dan psikologi kognitif, khususnya teori keseimbangan, cenderung untuk mendominasi usaha penelitian para ilmuwan komunikasi yang mempergunakan perspektif psikologi.

Model perspektif psikologi komuniksi manusia.

Pertama- tama, perspektif ini menganggap bahwa manusia berada dalam suatu medan stimulus, yang secara bebas disebut sebagai suatu lingkungan informasi. Dalam model psikologis manusia ditandai sebagai makhluk yang memiliki fungsi ganda menghasilkan dan menerima stimuli- jadi manusia adalah seorang komunikator/ penfsir stimuli informasional.

Psikologis komunikasi memiliki model yang berbeda dari model psikologis yang menjelaskan semua perilaku dalam kerangka asumsi bahwa semua manusia dalam medan stimulus menghasilkan sejumlah besar stimulus yang ditangkap oleh orang lain. Karena itu, sampai batas- batas tertentu, tiap komunikator telah terorientasi secara psikologis kepada yang lain.

Filter konseptual merupkan suatu “kata petunjuk”, yang ditujuan untuk mencakup semua konstruk yang beragam yang telah dipakai untuk melukiskan secara teoritis kegiatan internal dalam diri manusia. Filter konseptual juga berfungsi untuk membantu proses penyandian, apabila proses penyandian kurang ditangkap dengan baik.

Salah satu hambatan perspektif psikologi, yaitu kecenderungan mendehumanisasikan manusia dan pada akhirnya membuat mereka tidak berdaya terhadap lingkungan mereka sendiri.

Penggambaran tentang perspektif psikologis tidaklah merupakan perspektif yang menyatu secara manunggal dalam pengkajian komunikasi. Sebaliknya, dalam kerangka perspektif ini terdapat pendekatan metodologis, konsep yang dipakai, serta definisi operasional yang digunakan, yang amat beranekaragam. Sampai pada tingkat tertentu, ketidaksamaan ini mencerminkan sebagian besar kekalutan yang terdapat di dalam disiplin psikologi. Sudah tentu, penekanan pada filter konseptual yang berupa black box (seperti: sikap, persepsi, keyakinan, dan keinginan) telah mempercepat timbulnya arah yang berlainan.

3. Perspektif Interaksional

Meskipun asal mula perspektif interaksional komunikasi manusia dapat ditelusuri sampai kefilsafat ekstensialisme dan bahkan ke Socrates, sumbernya yang khusus dan komprehensif dari perspektif ini secara langsung ataupun tidak langsung adalah interaksional komunikasi manusia.

Secara lebih khusus lagi, arah perkembangan dalam masyarakat ilmiah komunikasi manusia yang memperlakukan komunikasi sebagai dialog adalah adanya indikasi yang terang sekali dari pendekatan interaksional pada studi komunikasi manusia.

Popularitas interaksional berasal dari reaksi humanistis terhadap mekanisme dan psikologisme. Akan tetapi, yang lebih penting lagi adalah pemberian penekanan yang manusiawi pada diri sebagai unsur pokok perspektif interaksional. Tetapi dari pada memandang diri hanya sebagai internalisasi pengalaman individual, interasionisme lebih menerangkan perkembangan diri melalui proses “penunjukan diri” di mana individu dapat “bergerak keluar” dari diri dan melibatkan dirinya dalam intropeksi dari sudut pandang orang lain. Dengan cara yang sama individu dapat melibatkan dirinya dalam pengambilan peran dan mendefinisikan diri maupun orang lain dari sudut pandang orang lain.

Fenomena pengambilan peran inilah yang memungkinkan adanya pengembangan diri semata- mata sebagai proses sosial- dalam proses intropeksi maupun ekstropeksi. Oleh karena hanya melalui interaksi sosial hubungan dapat dikembangkan. Dan pengambilan peran tidak hanya merupakan unsur sentral dari perspektif interaksional, akan tetapi juga menjadi unsur yang unik.

Perspektif interaksional menekankan tindakan yang bersifat simbolis dalam suatu perkembangan yang bersifat proses dari komunikasi manusia. Penekanannya pada tindakan memungkinkan pengambilan peran untuk mengembangkan tindakan bersama atau mempersatukan tindakan individu dengan tindakan individu- individu yang lain untuk membentuk kolektivitas. Tindakan bersama dari kolektivitas itu mencerminkan tidak hanya pengelompokan sosial akan tetapi juga adanya perasaan kebersamaan ataupun keadaan timbal balik dari individu- individu yang bersangkutan, yang dilukiskan dalam model sebagai “kesearahan” orietasi individu- individu terhadap diri orang lain, dan objek.

Model perspektif interaksional komunikasi manusia.

Komunikator interaksional merupakan penggabungan yang kompleks dari individualisme sosial, yakni seorang individu yang mengembangkan potensi kemanusiawiannya melalui interaksi sosial.

Implikasi yang paling penting dari perspektif interaksional bagi studi komunikasi manusia adalah adanya penyempurnaan pemberian penekanan pada metodologi penelitian. Implikasinya yang pertama mencakup pemahaman yang disempurnakan tentang peran yang akan dijalankan oleh peneliti. Dari pada hanya digambarkan sebagai seorang pengamat yang sifatnya berat sebelah, dan tidak tertarik atas fenomena empiris, penelitian interaksional menjalankan peranannya sebagai seorang pengamat- partisipan dalam pelaksanan penelitiannya. Dari sudut pandang mereka, peneliti mengoperasionalkan konsep dan menjalankan observasi empirisnya. Akan tetapi, validasi konsep penelitiannya bergeser dari criteria eksternal ke sudut pandangan para subjek penelitian itu sendiri.

Perspektif interaksional dengan jelas merupakan sumber yang menarik perhatian orang dalam pengertian bahwa ia berada dalam tahap perkembangan yang kontinu. Dalam artian sebagai “revolusi yang belum tuntas”, setiap penemuan penelitian secara relative bersifat baru dan mengarah ke banyak arah yang baru.

4. Perspektif Pragmatis

Pragmatis merupakan studi tentang bagaimana lambing- lambing itu berhubungan dengan orang lain. Aspek pragmatis komunikasi berpusat pada perilaku komunikator sebagai komponen fundamental komunikasi manusia. Pragmatika berpandangan bahwa komunikasi dan perilaku sesungguhnya sama.

Prinsip-prinsip pragmatika secara langsung lebih banyak berasal dari teori system umum, campuran, multi disipliner dari asumsi, konsep, dan prinsip- prinsip, yang berusaha menyediakan kerangka umum bagi studiberbagai jenis fenomena- fisika, biologi, dan sosial. Teori system merupakan seperangkat prisip yang terorganisasikan secara longgar dan bersifat amat abstrak, yang berfungsi untuk mengarahkan jalan pikiran kita, namun yang tergantung pada berbagai penafsiran.

Pada prinsipnya perspektif pragmatis merupakan alternatif bagi perspektif mekanistis dan psikologis, dengan memfokuskan pada urutan perilaku yang sedang berlangsung dalam ruang lingkup filosofis dan metodologis teori system umum dan teori informasi. Penekanannya pada urutan interaksi yang sedang berjalan, yang membatasi dan mendefinisikan system sosial, merupakan pemindahan dari penekanan perspektif interaksional pada pengambilan peran yang diinternalkan. Meskipun demikian, pemberian penekanan pada perilaku interaktif, sekalipun penjelasan kejadiannya itu berbeda, merupakan penekanan yang sama bagi perspektif pragmatis dan interaksional.

Yang fundamental bagi setiap studi komunikasi manusia yang serius dalam perspektif pragmatis adalah daftar kategori yang menyatakan fungsi yang dilakukan oleh komunikasi manusia dan yang menyatakan fungsi yang dilakukan oleh komunikasi manusia dan yang memungkinkan tindakan komunikatif untuk diulang kembali pada saat yang bersamaan.

Selanjutnya untuk memahami komunikasi manusia adalah mengorganisasikan urutan yang sedang berlangsung ke dalam kelompok- kelompok karakteristik sehingga peristiwa itu “cocok” satu sama lainnya dalam suatu pola yang dapat ditafsirkan. Urutan itu diberi cara penggunaannya berkat ketrbatasanyang diberikan pada pilihan interaktif; yakni, makin redudan urutan itu, makin banyak struktur yang diperlihatkan oleh pola interaksi.

Implikasi perspektif lebih luas dan lebih jauh liputannya dalam perbedaannya dari kebijakan konvensional yang mengitari komunikasi manusia. Implikasi- implikasi tersebut yakni:

· Ekternalisasi, karena komunikasi memusatkan perhatiannya pada perilaku, maka ungkapan klise yang dihubungkan dengan komunikasi mulai menerima makna baru.

· Probabilitas stokatis, umumnya analisa data penelitian dalam ilmu- ilmu sosial mempergunakan statistika inferensial, dan desain- desain eksperiental. Sifat perspektif pragmatis menimbulkan masalah bagi para ahli yang hanya terlatih dalam methode penelitian yang tradisional. Prinsip ekuifinalitas, yang menandai system terbuka, tidak menyisihkan sama sekali metode eksperimental, tetapi ia hanya mengurangi arti pentingnya saja.

· Analisis kualitatif, perspektif pragmatis mengandung arti bahwa inferensi kausal menjadi kurang penting dalam memahami proses komunikasi manusia, jika tidak mau dikatakan tidak sesuai. Yang lebih penting dan relevan adalah masalah- masalah kualitatif yang mengenai karakterisasi system komunikasi. Bagian ini akan berusaha menggambarkan secara garis- besar beberapa masalah kualitatif yang paling penting bagi studi komunikasi sekarang.

· Kompleksitas konsep waktu, di dalam kerangka perspektif pragmatis, waktu menjadi makin lebih kompleks dan makin lebih merupakan bagian yang integral dari komunikasi manusia.

· Komunikasi interpersonal massa, dalam bidang yang beranekaragam seperti komunikasi manusia, penerapan perspektif pragmatis bertindak sebagai kerangka untuk mempersatukan berbagai pendekatan komunikasi yang berlainan.

Untuk mengkonseptualisasikan komunikasi dari perspektif pragmatis sama saja dengan memperbaharui secara drastic pola pikiran yang semula tentang komunikasi. Akan tetapi untuk mengkonseptualisasikan komunikasi sebagai suatu tindakan “partisipasi” atau “memasuki” suatu system komunikasi ataupun hubungan memerlukan “goncangan” pada cara berpikir kita yang tradisional.

Walaupun demikian, kemampuan untuk mengenal cara kita berpikir dan menggunakan berbagai perspektif merupakan suatu tanda seorang yang terpelajar, dan kemampuan untuk mengkonseptualisasikan, termasuk kemampuan untuk merekonseptualisasikan adalah isyarat adanya pemahaman yang meningkat.

5. Kombinasi Perspektif

Ahli-ahli komunikasi seringkali mengkombinasikan unsur-unsur berbagai perspektif dan menggunakan kombinasi ini dalam meninjau proses komunikasi. Kombinasi yang sering terjadi adalah perspektif psikologis dengan mekanistis. Pada umumnya perspektif mekanistis- psikologis merupakan pendekatan komunikasi yang jelas paling popular.

Setiap perspektif secara relatif terpisah secara relatif antar yang satu dengan yang lain. Menurut Aubrey Fisher, agar penelitian produktif hendaknya menyadari pemakaian kombinasi perspektif dan secara sadar mencegah adanya kombinasi yang tidak konsisten atau tidak searah. Prasyarat bagi setiap pengembangan teoritis komunikasi adalah adanya kesadaran kritis tentang perspektif teoritis yang ada dan yang sedang diterapkan.

Perspektif bukan hanya perspekti mekanistis, psikologis, interaksionis, dan pragmatis saja, melainkan masih ada yang lain diantaranya: perspektif ekologi atau kontekstual tentang komunikasi manusia konsisten dengan definisi komunikasi sebagai proses adaptasi orgaisme kepada lingkungan. Perspektif ekologi lebih bersifat asumtif dari pada aktual.

Perspektif dramatisme, lebih berpengaruh dan populer dari pada pandangan ekologis adalah dampak dramatisme atas komunikasi. Daramatisme lebih bersifat analogis dari pada teoritis. Model dramatis menempatkan individu dan perilaku sosial dalam analogi dramatis yang menandai aktor sosial pada “panggung” kehidupan yang sebenarnya. Sebagai model atau analogi organisasi komunikasi, dramatisme sangat bersifat heuristic, kaya dengan ide- ide yang potensial.

Perspektif memang memberikan pengaruh besar pada akumulasi pengetahuan yang potensial yang menyangkut proses komunikatif. Pengaruh utama dari perspektif ialah menentukan/ mengarahkan pemahaman seseorang tentang konsep komunikasi. Salah satu cara untuk menerangkan pengaruhnya adalah mengatakan bahwa perspektif yang berbeda memberikan interpretasi yang berlainan juga.

Sebagian orang mungkin akan menafsirkan perspektif itu sebagai suatu metodelogi penelitian, jelas bukan. Begitu pula suatu metodelogi tertentu tidaklah unik atau bahkan paling tetap bagi suatu perspektif apapun. Dalam kenyataannya, setiap metodelogi penelitian apapun dapat cocok dalam salah satu dari keempat perspektif itu, hanya tergantung pada sifat pernyataan penelitian tertentu yang ditanyakan- bukan pada perspektif filosofisnya itu sendiri.
Diposkan oleh denontarr di 06.23
0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog

* ▼ 2008 (30)
o ▼ November (30)
+ TEORI AGENDA SETTING
+ TEORI KULTIVASI
+ TEORI OTORITER
+ TEORI PERBEDAAN INDIVIDUAL
+ TEORI MODEL SOSIAL
+ TEORI PENEGUHAN IMITASI
+ TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL
+ TEORI IDENTIFIKASI
+ TEORI PENIRUAN ATAU IMITASI
+ ANALISIS PROSES INTERKASI (BALES)
+ SISTEM INTERNAL DAN EKSTERNAL (HOMANS)
+ TEORI SOSIOMETRIS (MORENO)
+ TEORI PERTUKARAN SOSIAL (THIBAUT DAN KELLEY)
+ TEORI FISHTINGER TENTANG PROSES PERBADINGAN SOSIAL...
+ SISTEM A - B - X (NEWCOMB)
+ TEORI KESEIMBANGAN (HEIDER)
+ TEORI SOSIOMETRIK
+ TEORI PERTUKARAN SOSIAL
+ TEORI PERCAKAPAN KELOMPOK
+ TEORI KEPRIBADIAN KELOMPOK
+ TEORI PERBANDINGAN SOSIAL
+ AD-HOKRASI DAN TEORI BUCK ROGERS
+ TEORI SISTEM SOSIAL KATZ DAN KHAN
+ TEORI FUSI BAKKE DAN ARGYRIS
+ TEORI HUBUNGAN MANUSIAWI
+ TEORI INTEGRATIF
+ TEORI PENITI PENYAMBUNG
+ TEORI KEWENANGAN
+ PERSPEKTIF KOMUNIAKSI - B. AUBREY FISHER
+ TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Mengenai Saya
Foto Saya

denontarr
seorang mahasiswa yang bodoh tapi sekarang sedang berusaha menjadi pintar and suka backpacker!!

Lihat profil lengkapku